Friday, March 25, 2011

kompleksitas sistem IT

Infrastruktur TI pada saat ini, sistem & aplikasi serta operasi bisnis yang didukung menjadi lebih kompleks dari sebelumnya. Kegagalan yang ditimbulkan dari pertumbuhan kompleksitas ini dapat merusak perusahaan: sistem downtime, biaya lebih tinggi, customer service yang inferior.

Banyak perusahaan memiliki aplikasi yang dibangun di hampir setiap sistem genre teknologi, akibatnya mereka sering memiliki lebih banyak aplikasi yang berlebihan daripada yang mereka sadari. Komputasi terdistribusi yang menyebabkan banyaknya desktop dan laptop, server, jaringan dan aset TI lainnya. Perangkat nirkabel dan mobilitas pribadi yang mendorong kompleksitas lebih tinggi lagi.

Jadi, apa solusi untuk terlalu banyak kompleksitas? Mencoba untuk menghilangkannya adalah usaha yang sama sekali tidak realistis mengingat lingkungan bisnis saat ini. Sebaliknya, para pekerja TI harus berusaha untuk memaksimalkan fungsi kontrol. Perusahaan dapat melakukan beberapa hal untuk membawa infrastruktur TI yang kompleks, sistem dan operasi bisnis di bawah kontrol yang lebih besar. Salah satu strategi: Gunakan teknologi untuk menjinakkan teknologi.

Vendor sedang mengembangkan produk-produk perangkat lunak, termasuk perangkat manajemen portofolio TI, yang menyediakan dashboard pandangan dari banyak sisi TI. Peralatan ini memungkinkan perusahaan untuk memperoleh visibilitas yang lebih besar ke dalam infrastruktur TI, aplikasi dan proses bisnis mereka. Dengan menggunakan rangkaian manajemen TI yang terintegrasi, perusahaan bisa tahu persis berapa banyak yang mereka menghabiskan untuk melakukan transaksi bisnis tertentu – dan dampak biaya untuk sebuah bisnis jika aplikasi tidak tersedia.

Strategi lain: mengembangkan program tata kelola TI yang kuat. Ini termasuk membuat sebuah program untuk mengevaluasi dan melacak teknologi investasi, mengembangkan kebijakan yang diarahkan pada solusi teknologi yang berulang, dan memperkenalkan disiplin ke dalam struktur operasional organisasi TI.

Selanjutnya, keberhasilan dalam mengendalikan kompleksitas TI dapat diukur dengan persentase pengeluaran TI yang ditujukan untuk pemeliharaan. Pasalnya, survei Forrester 2006 Amerika Utara dan Eropa menemukan bahwa perusahaan kini mencurahkan 80 persen dari belanja TI mereka secara keseluruhan untuk perawatan dan operasional berkelanjutan. Akan lebih bijak bila persentase pengeluaran tersebut diarahkan untuk pengembangan inovasi-inovasi baru.

Menerapkan struktur manajemen layanan TI dengan kerangka ITIL, seperti Service Desk juga telah memberikan visibilitas yang lebih besar ke dalam lingkungan TI, meningkatkan efisiensi, mengotomatisasikan proses manajemen perubahan dan meminimalkan gangguan terhadap bisnis.

Apakah upaya-upaya untuk mengendalikan kompleksitas ini dapat memberi keuntungan bagi perusahaan? Hasil akhirnya adalah sebuah lingkungan yang tidak bebas risiko, namun memiliki risiko yang minimal. Mereka akan memiliki operasi yang sangat efisien, dan TI kelas dunia yang dapat meningkatkan bisnis secara keseluruhan.


sumber: http://www.maestroglobal.info/

No comments: